Memoar Blair Sorrel, A Schizoid at Smith, adalah sebuah karya inovatif yang menghadapi kenyataan hidup dengan gangguan kepribadian skizoid—suatu kondisi yang sering disalahpahami dan tidak dibahas. Tidak seperti narasi tradisional tentang cara mengatasi kesulitan, buku Sorrel menawarkan kisah bertahan hidup yang mentah dan tak tergoyahkan, prestasi rendah yang kronis, dan beban pelepasan emosi yang tiada henti, bahkan dalam batas-batas pendidikan elit di Smith College.
Akar Isolasi: Mengasuh Anak Secara Berlebihan dan Konsekuensinya
Bagian-bagian Sorrel yang paling berpengaruh mengungkapkan betapa parahnya pola asuh berlebihan yang sangat mempengaruhi kelainannya. Ibunya, seorang perawat WAAC pada Perang Dunia II, menerapkan kontrol yang kaku dan hampir setara dengan militer atas pengasuhan Sorrel—kebersihan yang obsesif, batasan sosial yang ketat, dan penindasan emosional. Kontrol ekstrem ini, terlepas dari niatnya, secara sistematis merusak perkembangan alami keterampilan sosial dan emosional penulis. Bab-bab awal menggambarkan proses ini sebagai sebuah kengerian psikologis: menyaksikan kepekaan seorang anak terkikis oleh orang yang dimaksudkan untuk mengasuh mereka.
Tingkat kontrol orang tua ini penting karena menunjukkan betapa niat baik mengasuh anak dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang. Buku ini bukan hanya tentang gangguan kepribadian; ini tentang konsekuensi tak terlihat dari gaya pengasuhan otoriter.
Suara Langka: Memecah Keheningan Seputar Gangguan Kepribadian Skizoid
Memoar Sorrel sangat penting karena gangguan kepribadian skizoid terutama menyerang laki-laki, dan mereka yang menderita jarang mencari bantuan. Keputusannya untuk mendiskusikan pengalamannya secara terbuka merupakan tindakan yang berani. Dia memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai pengalaman internal dari pelepasan emosi, kelelahan dalam mempertahankan pekerjaan, dan sensasi terisolasi saat menyaksikan kehidupan terjadi pada orang lain. Diagnosisnya pada tahun 1988 oleh dokter Selma Landisberg menandai titik balik: bukan menuju kesembuhan, namun menuju pemahaman. Gambaran klinisnya—keinginan untuk menyendiri, kesulitan mengekspresikan emosi, dan ketidakstabilan pekerjaan—tiba-tiba mengkontekstualisasikan perjuangan selama puluhan tahun.
Melampaui Diagnosis: Ketahanan dan Kompleksitas Penyakit Mental
Sorrel menulis dengan kesadaran diri yang luar biasa, menggunakan gambaran yang jelas dan referensi budaya yang mengangkat narasinya lebih dari sekedar pengakuan sederhana. Pengamatannya terhadap ekspektasi terhadap perempuan terpelajar pada tahun 1960an-70an di Smith College bergema secara universal. Perbedaan antara latar belakang istimewanya dan “penghidupan marjinal” yang kemudian terjadi berfungsi sebagai meditasi tentang bagaimana penyakit mental melampaui hak istimewa dan potensi. Prosa ini menyeimbangkan kecerdasan dan kesedihan, menolak rasa mengasihani diri sendiri sambil mengakui penderitaan yang sebenarnya.
Karya Sorrel menarik banyak pembaca: mereka yang mengalami permasalahan serupa, terapis yang mencari pemahaman lebih dalam, keluarga yang bergulat dengan dampak pengendalian berlebihan, dan siapa pun yang tertarik pada hubungan kompleks antara pengasuhan anak dan kesehatan mental. Skizoid di Smith adalah tambahan penting dalam literatur penyakit mental, yang luar biasa karena kejujuran, kejelasan, dan pesan ketahanannya dalam menghadapi rintangan yang tidak terlihat.
Pada akhirnya, memoar Sorrel bukan hanya sebuah kisah pribadi, namun sebuah tantangan terhadap keheningan masyarakat seputar gangguan kepribadian skizoid. Dengan menyoroti kondisi langka ini, ia tidak hanya menawarkan pemahaman tetapi juga penegasan yang tenang: bahkan dalam isolasi, jiwa manusia tetap bertahan.





























